Laman

Senin, 24 Mei 2010

Self Esteem


Sering kita melihat orang-orang yang menonjolkan kemampuan yang mereka miliki, kadang kita menilai mereka sebagai orang yang sombong, over PD dll. Terus apakah hal itu adalah hal yang buruk? Jawabannya mungkin tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Dilihat dari sisi positif mengetahui dan menyatakan kemampuan kita pada orang lain dapat membuat kita PD dan meningkatkan self esteem kita, yang membawa kita pada pencapaian tujuan yang kita inginkan. Untuk mengerti maksudnya ayo kita pelajari tentang self esteem berikut ini.

Apa Arti Self Esteem?

Brehm & Kassin (1996:56), menyatakan bahwa esteem berasal dari bahasa Latin, yaitu aestimare, yang artinya mengestimasi atau mengukur. Self esteem merupakan salah satu hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow mengungkapkan bahwa self esteem merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan self esteem yaitu (1) self esteem meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi dan kebebasan. (2) Self esteem dari orang lain meliputi prestice, pengakuan, penerimaan, perhatian kedudukan, nama baik, serta penghargaan.

Tambunan (2001) juga mengatakan bahwa harga diri itu sendiri mengandung arti suatu penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Perasaan akan penghargaan yang positif selalu dibutuhkan setiap individu, hal ini dapat menimbulkan perasaan bahwa dirinya berhasil, mampu dan berguna walaupun individu ittu mamiliki kelemahan dan pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Self esteem ini juga dapat bersifat negatif yaitu bila seseorang mendapatkan kekecewaan yang menimbulkkan self esteem yang kurang.

Apa saja yang Mempengaruhi terbentuknya Self Esteem?

Seseorang lahir tidak dilahirkan dengan self-esteem yang tertanam pada dirinya. Self esteem akan muncul dan diperoleh melalui pesan-pesan yang diinternalisasi serta berbagai macam pengalaman yang dilalui oleh seseorang, karenanya tingkat self esteem bebeda-beda pada setiap orang. Self esteem seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor:

a. Lingkungan Keluarga

Copersmith (1967:111-112) mengungkapkan bahwa self esteem dipengaruhi oleh hubungan dengan orang tua atau orang tua pengganti dan bagaimana orang-orang yang signifikan memperlakukan individu itu selama masa-masa perkembangannya. Harapan, cita-cita, kasih sayang, kehangatan dan penerimaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai self esteem tinggi. Self esteem tinggi merupakan hasil dari penerimaan atau dukungan orang tua dan kebebasan individu untuk berperilaku dalam cara yang realistik.

b. Lingkungan Sosial

Pembentukan self esteem tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosial karena self esteem terbentuk dari interaksi dengan lingkungan khususnya lingkungan sosial (Coopersmith, 1967:81-82). Lingkungan memberikan dampak yang besar terhadap seseorang melalui hubungan yang baik antara individu satu dengan individu yang lain dalam lingkungan sosialnya. Ketika lingkungan memberikan respon yang positif terhadap seseorang yang hidup di dalamnya maka dalam diri individu tersebut akan muncul rasa aman dan nyaman berada dalam lingkungan sosialnya dan memberikan self esteem yang positif bagi dirinya.

c. Kondisi Psikologis Individu

Kondisi psikologis seseorang turut menentukan tinggi rendahnya self esteem seseorang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan konsep atas kesuksesan dan kegagalan, aspirasi dan mekanisme pertahanan diri berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui individu terhadap kekuatan, kompetensi dan nilai-nilai kebaikan (Handayani, 1997:19). Kondisi psikologis individu ini akan berbeda satu sama lainnya karena didasarkan atas pengalaman individu. Pengalaman disini dapat berupa suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan meninggalkan kesan yang mendalam dalam individu tersebut.

Bagaimana beda orang yang memiliki Self Esteem yang tinggi dan rendah?

Lavoie (2002) menyatakan bahwa individu dengan self esteem yang tinggi akan memiliki ciri:

· Merasa mempu mempengaruhi opini atau perilaku orang lain

· Mampu mengkomunikasikan perasaan serta emosi dalam berbagai situasi

· Mendekati situasi-situasi baru dalam sebuah cara yang positif dan percaya diri

· Memunculkan sebuah tingkat toleransi frustasi yang tinggi

· Menerima tanggungjawab

· Menjaga situasi (positif maupun negatif) dalam perspektif yang sesuai

· Mengkomunikasikan perasaan-perasaan yang positif tentang dirinya sendiri

· Memiliki sebuah internal of locus control yaitu percaya baha apa yang terjadi pada mereka merupakan hasil dari perilaku dan aksi yang dilakukannya sendiri.

Sedangkan individu dengan self esteem yang rendah akan cenderung akan:

· Secara konsisten mengkomunikasikan pertanyaan-pertanyaan yang menghina diri sendiri (self derogatory statements)

· Memunculkan learned helplessness

· Tidak mau terlibat

· Berlatih menjadi perfeksionis

· Menjadi terlalu dependen

· Menunjukkan sebuah kebutuhan yang berlebihan akan penerimaan keinginan yang besar untuk menyenangkan figur-figur otoritas.

· Mempunyai kesulitan dalam mengambil keputusan

· Memunculkan toleransi frustasi yang rendah

· Mudah menjadi defensif.

· Memiliki kepercayaan yang kecil terhadap keputusannya sendiri dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.

Dari penjelasan diatas dapat kita lihat orang yang memiliki self esteem yang tinggi tidak selalu berpengaruh negatif kok. Malah banyak sisi positifnya lho. So.. tergantung kalian mau memulai untuk memunculkan self esteem positif kalian atau tetap mempertahankan self esteem yang rendah. Tapi harap diingat kembali bahwa sesuatu yang berlebihan kadarnya tidak baik untuk kesehatan, so jadilah seimbang.